SMAN 1 Sapeken Terapkan MPLS Ramah Tanpa Marah, Bangun Lingkungan Sekolah Penuh Kasih
- Inyoman -
- 14 Jul, 2025
SUMENEP | MaduraNetwork.id – Hari pertama masuk sekolah di SMAN 1 Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, berlangsung penuh keceriaan dan semangat. Tak tampak ketegangan di wajah para siswa baru. Yang ada hanyalah senyum hangat, teriakan penyemangat, serta lantunan lagu-lagu positif dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bertajuk Ramah Tanpa Marah.
Kegiatan MPLS ini merupakan
inisiatif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang bertujuan mengubah
pendekatan pengenalan sekolah menjadi lebih manusiawi dan membangun karakter
peserta didik secara positif. Di SMAN 1 Sapeken, sebanyak 66 siswa baru
mengikuti program ini dengan antusias sejak pagi hari.
Kepala SMAN 1 Sapeken, Fujianto,
menjelaskan bahwa MPLS kali ini menjadi momen penting untuk menanamkan
nilai-nilai kebaikan sejak hari pertama siswa masuk sekolah.
“Pendekatan ramah ini adalah
bentuk nyata bahwa sekolah adalah tempat aman dan menyenangkan bagi anak-anak.
Kita tinggalkan pola lama yang keras, dan kini kita hadir sebagai pendidik yang
membimbing dengan kasih,” ujar Fujianto.
Ia juga menyampaikan dukungan
penuh terhadap pesan moral Gubernur Jawa Timur, yang mengutip pepatah Arab “Man saara
‘ala darbi washala” – siapa yang berjalan di jalan yang benar, akan
sampai pada tujuan.
Sebagai bentuk konkret nilai
kepedulian sosial, SMAN 1 Sapeken juga mengintegrasikan program Anak Asuh,
di mana ASN setempat menjadi orang tua asuh bagi siswa dari keluarga kurang
mampu. Bantuan yang diberikan tidak sebatas materi seperti seragam, melainkan
juga wujud kehadiran negara dalam mendampingi anak-anak meraih pendidikan yang
layak.
Sementara itu, Ketua Panitia MPLS
2025, Moh Adib Baihaqi, menjelaskan bahwa pelaksanaan program di sekolahnya
sepenuhnya merujuk pada panduan Kemendikbudristek. Fokus utama kegiatan
diarahkan pada edukasi, permainan kreatif, dan pendekatan reflektif yang
membangun kesadaran siswa.
“Kami membina OSIS untuk menjadi
fasilitator kegiatan yang mendukung, bukan menakutkan. Tantangannya memang ada,
tapi kami dorong mereka untuk menjadi teladan, bukan penguasa kegiatan,” kata
Adib.
Siswa juga diperkenalkan pada 7 Kebiasaan
Anak Hebat Indonesia, bahaya NAPZA, pornografi, judi online, serta
nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan. Aktivitas diselingi dengan permainan
interaktif, ice breaking, video inspiratif, dan sesi refleksi untuk membangun
semangat kebangsaan serta toleransi.
Adib mencatat adanya perbedaan
mencolok dalam respons siswa tahun ini. “Mereka terlihat lebih ekspresif,
berani berpendapat, dan merasa aman. Ini yang kami harapkan dari MPLS Ramah:
anak merasa didengar dan dihargai,” ujarnya.
Fujianto menegaskan bahwa
tantangan sesungguhnya bukan hanya menjalankan MPLS di awal tahun, tetapi
menanamkan nilai-nilai ramah ini sebagai budaya sekolah yang berkelanjutan.
“Kalau seluruh elemen sekolah
konsisten memberi contoh, maka budaya ramah itu akan menjadi karakter alami
sekolah,” pungkasnya.
Dengan semangat MPLS Ramah
Tanpa Marah, SMAN 1 Sapeken siap mencetak generasi muda yang tidak
hanya unggul dalam prestasi, tetapi juga matang secara emosional, penuh empati,
dan berkarakter kuat untuk menyongsong masa depan. (sdm)
Leave a Reply
Your email address will not be published. Required fields are marked *