:
Breaking News

SMAN 1 Sapeken Terapkan MPLS Ramah Tanpa Marah, Bangun Lingkungan Sekolah Penuh Kasih

top-news
https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

SUMENEP | MaduraNetwork.id – Hari pertama masuk sekolah di SMAN 1 Sapeken, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur, berlangsung penuh keceriaan dan semangat. Tak tampak ketegangan di wajah para siswa baru. Yang ada hanyalah senyum hangat, teriakan penyemangat, serta lantunan lagu-lagu positif dalam kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bertajuk Ramah Tanpa Marah.

 

Kegiatan MPLS ini merupakan inisiatif Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Timur yang bertujuan mengubah pendekatan pengenalan sekolah menjadi lebih manusiawi dan membangun karakter peserta didik secara positif. Di SMAN 1 Sapeken, sebanyak 66 siswa baru mengikuti program ini dengan antusias sejak pagi hari.

 

Kepala SMAN 1 Sapeken, Fujianto, menjelaskan bahwa MPLS kali ini menjadi momen penting untuk menanamkan nilai-nilai kebaikan sejak hari pertama siswa masuk sekolah.

 

“Pendekatan ramah ini adalah bentuk nyata bahwa sekolah adalah tempat aman dan menyenangkan bagi anak-anak. Kita tinggalkan pola lama yang keras, dan kini kita hadir sebagai pendidik yang membimbing dengan kasih,” ujar Fujianto.

 


Ia juga menyampaikan dukungan penuh terhadap pesan moral Gubernur Jawa Timur, yang mengutip pepatah Arab “Man saara ‘ala darbi washala” – siapa yang berjalan di jalan yang benar, akan sampai pada tujuan.

 

Sebagai bentuk konkret nilai kepedulian sosial, SMAN 1 Sapeken juga mengintegrasikan program Anak Asuh, di mana ASN setempat menjadi orang tua asuh bagi siswa dari keluarga kurang mampu. Bantuan yang diberikan tidak sebatas materi seperti seragam, melainkan juga wujud kehadiran negara dalam mendampingi anak-anak meraih pendidikan yang layak.

 

Sementara itu, Ketua Panitia MPLS 2025, Moh Adib Baihaqi, menjelaskan bahwa pelaksanaan program di sekolahnya sepenuhnya merujuk pada panduan Kemendikbudristek. Fokus utama kegiatan diarahkan pada edukasi, permainan kreatif, dan pendekatan reflektif yang membangun kesadaran siswa.

 

“Kami membina OSIS untuk menjadi fasilitator kegiatan yang mendukung, bukan menakutkan. Tantangannya memang ada, tapi kami dorong mereka untuk menjadi teladan, bukan penguasa kegiatan,” kata Adib.

 

Siswa juga diperkenalkan pada 7 Kebiasaan Anak Hebat Indonesia, bahaya NAPZA, pornografi, judi online, serta nilai-nilai Empat Pilar Kebangsaan. Aktivitas diselingi dengan permainan interaktif, ice breaking, video inspiratif, dan sesi refleksi untuk membangun semangat kebangsaan serta toleransi.

 

Adib mencatat adanya perbedaan mencolok dalam respons siswa tahun ini. “Mereka terlihat lebih ekspresif, berani berpendapat, dan merasa aman. Ini yang kami harapkan dari MPLS Ramah: anak merasa didengar dan dihargai,” ujarnya.

 

Fujianto menegaskan bahwa tantangan sesungguhnya bukan hanya menjalankan MPLS di awal tahun, tetapi menanamkan nilai-nilai ramah ini sebagai budaya sekolah yang berkelanjutan.

 

“Kalau seluruh elemen sekolah konsisten memberi contoh, maka budaya ramah itu akan menjadi karakter alami sekolah,” pungkasnya.

 

Dengan semangat MPLS Ramah Tanpa Marah, SMAN 1 Sapeken siap mencetak generasi muda yang tidak hanya unggul dalam prestasi, tetapi juga matang secara emosional, penuh empati, dan berkarakter kuat untuk menyongsong masa depan. (sdm)

 

https://maduranetwork.id/public/uploads/images/photogallery/maanphotogallery29072024_011116_1_20240727_175229_0000.png

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *